Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

penyesalanku malam ini (maafkan aku pacar)

kesendirian merayapi hatiku malam tadi. aku lalai menunggumu. aku terlelap dalam buaian kehangatan hamparan kapuk yang hangat dan nyaman. aku sedikit melupakanmu saat itu. aku ingin sekali bertemu denganmu. sekali ini saja. aku menelponmu saat aku akhirnya terbangun. 23.55. aku menelponmu dengan suara parau. aku memang sedikit demam saat itu. entah karena kehujanan tadi sore atau karena merasa bersalah telah lalai dari janji yang aku buat. pergi bersamamu. aku meraih ponsel yang ternyata mati. dengan sigap aku mencari charger dan menhidupkan ponselku itu.rentetan pesan mulai masuk. ada pesan darimu. hay sayang bentar lagi aku dah otw, kamu pa masih tidur? 19.19 yank.. 23.55 yank.. 23.55 ya udah yank tidur aja. mungkin kecapean. aku udah makan kok. sekarang aku udah di rumah mau buat makalah. see you. love my a nice dream itulah pesan terakhir darinya. aku menelpon dia berharap dia belum tidur saat itu. bahagia rasanya saat dia mengangkat telponku. namun suaranya tak kalah para...

Lara dan Kesendirian

Lara dan Kesendirian Oleh PP Sari Padang gurun yang gersang, tepi sungai yang kering, hamparan sawah dengan tanah yang mengeras. Semua itu terkalahkan oleh kekeringan hati Lara saat ini. pahitnya kehidupan selalu diteguknya setiap saat. Semua kehampaan hati yang menderanya sudah tidak lagi terasa. Karena terlalu hampa. Hati yang terlalu peka membuatnya kini menjadi pekak. Rintihan hatinya sendiri pun, sudah tidak bisa merasakannya. Kenyataan yang terlalu kering dan gersang tidak mengijinkannya untuk peduli pada apapun bahkan pada hatinya. Setiap kengerian yang mendera kehidupannya membuat pikirannya sempit. Dia hilang akal dan arah. Kini dia sudah tidak tau akan mengarahkan hidupnya kemana. Jalan mana yang harus dia pilih, ambil dan jalankan. Semua terlihat sama, berliku, terjal, berbatu, gersang, sendirian. Sendirian. Kata terakhir itu membuat bulu kuduk Lara berdiri. Dia benci itu. Dia benci sendirian. Namun kata itu merupakan sahabat sejatinya. Mengisi hari. Pelipur Laran...

Endapan Penantian

Endapan Penantian Oleh: putri permata sari Telah cukup lama mereka melewati hari demi hari bersama. Merajut kisah dan asa bersama. Mengarungi lautan suka dan duka. Menyelami kecut manisnya terpaan hidup di masa muda. Ya, mereka bertiga telah menorehkan setengah kisahnya didiriku. Data-data yang tersimpan padaku telah menjadi hasil dari sebagian perjalanan mereka. Entah sampai kapan semua data ini akan menjadi hardfile oleh pemilikku. Ara. dia satu-satunya gadis yang ada di sekumulan orang ini. ara adalah pemilikku. Dia kini sedang dirundung kesedihan. Dia menuangkan rasa itu tadi malam. Sehabis pulang dari bertemu kawan karibnya kurasa. Tatapan sayu dan mata yang sembab dia tampakkan dihadapanku. Semalaman jarinya terus bercumbu dengan papan ketikku. Dia menumpahkan semua kekesalan dan kesedihannya padaku malam itu. Dia terisak, dia tak tahu lagi harus berbuat apa. Dia sangat sedih saat itu. Aku tidak tahu apa yang sedang dipikirkan kedua sahabatku saat ini. mengapa mereka s...