KUMPULAN PUISI:DI BAWAH ARSY PEMBAYUNG SENJA

RANUMNYA CINTA



Dipersembahkan untuk sang pujaan hati yang telah mampu membuka hatiku yang tlah lama mati

PENCURI HATI

untuk Adit
Matahari kian menyinari
Saat hari mulai berseri
Meski sudah siang hari
Indah cinta tak berperi

Aku dilanda bimbang
Saat hal itu kembali terkenang
Meski kucoba membuang
Tapi hal itu kembali datang

Semua telah kurasa
Saat semua indah terasa
Meski aku tidak berkuasa
Tapi tuhan pasti punya kuasa

Cinta kini mulai penyapa
Saat hati mencoba lupa
Demi tidak menjadi nestapa
Dan kesedihan kembali menimpa

Tapi kini kau telah mengisi hati
Saat  perasaan hampir mati
Inilah cinta yang ku dapati
Dari Si pencuri hati

TITIK TERNYAMAN

untuk okta
Deburan ombak mengelus punggung ini
Resapi dingin dan lembutnya
Pahami arti tiap geraknya
Rasakan aroma yang dibawanya
Saat kepulan asap di ujung kretek itu terlihat
Aku sudah tau apa yang akan terjadi
Gelombang akan segera datang
Awan pun mengiringi dengan riang
Cekakak bahagia menyusuri bibir pantai
Lihat... Lembayung senja bagai mahkota matahari
Rasa dingin terbawa angin senja
Meliuk aku terbawa suasana
Bersamamu aku bahagia
Dalam dekapmu aku bahagia
Seutas senyummu buatku terpikat
Sorot matamu buatku terpikat
Ketika sentuhan dan jamahan berpadu pada alam
Sudah ku tahu kemana arahnya
Ketika gesekan kulit berbarengan dengan suara dedauan yang melambai
Sudah ku tahu dimana aku adanya
Berada pada sebuah tepi lautan cinta
23.55

BERCINTA

kepada yang ditingalkan
Sepasang merpati hinggap di sisi tubuhku
Menggelayut indah dan penuh syahdu
Berdekapan dalam sarang penghabisan

Aku menatap mereka penuh kebahagian
Jadi saksi sebuah cinta sejati
Tak lama kehangatan itu terasa
Datanglah suara mengelegar
Petir menghanguskan salah satunya
Pecah tangis si betina
Meratapi kepergian kakanda

Matanya hitam meranggas
Si betina mematahkan sayap
Dengan sigap tetap mendekap
Dan terjun bebas bersama belahan jiwanya

9/10/15 6:20

 

 

 

MALAM DI PEGUNUNGAN

Bersamamu di Bromo
Hitam memayungi alam sekitar
Bertabur bintang bagai kismis di atas kue tar
Dingin tak hanya menyelimuti tubuh yang bergidik ngilu
Walau tlah membekukan tulang dan nadiku
Tapi tidak pada hati dan jiwaku
Semua hangat oleh cinta dan kasih
Dia lah yang membuat ini terasa
Senyuman dan dekapan hanyatnyakah?
Sesekali kerlingan itu terpancar
Aku bagai es krim yang meleleh dalam mulutnya

9/10/15 6:55

 

 

 

 

 

 

BULU KUDUK

Untuk yang sedang berhasrat
Terasa saat dirasa
Ada yang menjalar pada tubuh
Ada yang menjalar pada hati
Ada yang merayap sampai ke ubun-ubun
Ada yang merayap meliuk di sekujur tubuh
Ada yang hadir di hadapan
Penuh kemantapan diri
Memberikan kehangatan

Memberikan nafsu birahi
Menyuguhkan kenikmatan sehari

 

 

 

 

 

 

 

LUPA RASA

Untuk okta
Lupa bagaimana cara menembus binar matanya
Lupa bagaimana cara memeluk lembut hatinya
Lupa bagaimana cara menggengam hangat senyumya
Lupa bagaimana cara meneguk manis cintanya
Itu karnamu
Karnamu, aku lupa rasa sakit
Karnamu, aku lupa rasa hina
Karnamu, aku lupa rasa pahit
Karnamu, aku lupa rasa merana
Semua itu karena
Binar matamu
Lembut hatimu
Hangat senyummu
Manis cintamu







 

KATA MANJA

Untuk okta
Membelai relung hati
Memeluk kalbu diri
Meracun diri sendiri
Saat kata manja menguak jemari
Saat itulah hati ini
Jadi tak sepi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JEMARI YANG MUNGIL

Untuk okta
Dikecupnya jemari mungil ini
Diremas-remas penuh gemas
Dimainkan jemari mungil ini
Digenggam-genggam penuh kelembutan

Rona bahagia tampak di wajahnya
Tatapan keharuan terpancar di matanya
Pipi gemuk berada di wajahnya
Dan seutas senyum terkembang di bibirnya

Saat dilihatnya jemari mungil ini
Cinta seakan menbuncah sampai ke ubun-ubun
Kasih sayang menghambur ke segala arah
Sambil menggenggam jemari mungil ini

 

 

 

 

 

MENEGUK MADU

Untuk pengantin baru
Rasakan ketenangan bersama mentari
Yang mengintip di sela-sela awan jingga
Tersenyum menyambut tatapan mata sayu
Menyaratkan kebahagiaan menyambut pagi

Tarikan nafas kebahagiaan
Merangkul dua insan yang terkulai lemah
Nuansa romantis masih terasa
Sejak kancing baju pertama terlepas

 

 

 

 

 

 

 

 

SELAYANG PANDANG

Untuk cinta sejati
Selayang pandang

Bukan melulu pada keindahan
Bisa saja pada keburukan
Bukan melulu pada kebahagiaan
Bisa saja pada kesedihan

Jendela ini begitu kecil
Namun cukup untuk dimasuki jagad raya
Terlihat lemah dan renta
Namun cukup untuk menampung seisi semesta

Selayang pandang

Bukan melulu tentang cinta pertama
Bisa saja pada rasa pertama
Bukan melulu pada cinta sejati
Bisa saja pada rasa sejati

Selayang pandang
Sebentuk kasih yang tak terlukiskan

 

KEINDAHAN BERCUMBU

Untuk pemberi ciuman pertamaku

Sebentuk kasih yang memeluk kalbu
Sehelai kelembutan membelai jemari
Seperti meneguk embun pagi dari pucuk daun teh
Sambil bermandikan cahaya mentari

Ditariknya aku ke dalam sebuah hutan
Kurasakan kegaduhan mengiringi perjalanan itu
Namun tak seperti suatu kebisingan pasar
Lebih pada suatu simponi keindahan tuhan

Pada sebuah pohon besar dia menyandarkanku
Di antara akar-akar pohon yang kerar dia mendudukkanku
Menatap mataku dan tanpa sadah menyusup ke jiwaku
Ketika itu bibirku terasa hangat karena kuluman bibirmu

Oh begitu indahnya saat itu
Di tengah keindahan tuhan bersamamu
Keindahan yang tiada jemu
Meresapi keindahan bercumbu

 

KETIKA PENCARIANKU TERHENTI

Untuk pengisi hatiku
Mimpi itu mengusikku
Guratan takdir seakan menamparku
Menguak luka yang terpaku
Mencakar perban hatiku

Tertatih aku menggapai
Tapi tak jua sampai
Hingga asa melambai
Tinggalkan raga yang lunglai

Rintihanku parau
Meliuk bersama panasnya kemarau
Bergelinjang dengan nikmatnya tembakau
Terhisap bersama serbuk putau, aku sakau

Kepulan asap terbawa angin
Datanglah hawa dingin
Robohkan beringin
hancurkan rasa ingin

Masaku tlah lama hilang
Tergerus mimpi yang datang
Mencabik impian yang terang
Padamkan asa tuk berjuang

Mimpi itu merusak otak
Kepalaku jadi pitak
Bahkan hingga botak
Diriku meringkuk dalam kotak

Kala itu ku coba tuk berlari
Mencoba mengejar hari
Meski peluh membasahi
Aku tak ingin berhenti

Di persimpangan jalan
Aku dihadang kepulan
Terdengar seperti bualan
Tapi itu berubah jadi bulan

Aku menemukan secercah harap
Lebih dari sebuah ratap
Semua kesedihan yang tadi hinggap
Seperti sirna dimakan rayap

Kini kau hadir
Membasuh rasa getir
Mengusir bau anyir
Meredam suara petir

Ragaku hidup kembali
Jiwaku tak lagi mati
Hatiku tak lagi sunyi
Karena cinta kembali bersemi

Tinggallah disini dan jangan pergi
Tinggalkan aku sendiri
Bersama sisa hari
Untuk meratapi sendiri

Aku tak mau lagi
Sudah lelah menanti
Sudah enggan mencari
Karena sudah kutemui
Kaulah pelabuhan hati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUMPULAN PUISI: DI BAWAH ARSY LEMBAYUNG SENJA part IV

Balada Pendosa

KUMPULAN PUISI: DI BAWAH ARSY LEMBAYUNG SENJA part III