Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

(EPOS) Antara Cinta dan Ambisi

Ketika Raja Hayam Wuruk Jatuh Cinta Dikisahkan terdapat seorang putri cantik yang berasal dari negeri Sundakelapa, kerajaan itu bernama Kerajaan Padjajaran. Putri raja itu terkenal sangat ramah dan cantik. Dia sangat disayangi oleh rakyatnya karena keramahan dan budi pekertinya yang baik dan santun. Orang-orang di dalam kerajaan pun sangat baik memperlakukan Putri Dyah Pitaloka. Dengan pembawaannya yang sopan, dyah mampu membuat siapapun yang bertemu dengannya menjadi senang dan terhanyut dalam alunan senandung yang selalu dia lantunkan. Putri Dyah Pitaloka sangat suka menembang. Keelokan dan kecantikan Putri Dyah Pitaloka membuat seorang seniman Sungging prabangkara diam-diam melukis Putri Dyah Pitaloka dan dia menjual lukisannya pada raja di Kerajaan Majapahit. Kecantikan Putri Dyah Pitaloka pun diketahui oleh Raja Hayam Wuruk yang saat itu menduduki jabatan sebagai raja di Kerajaan Majapahit. “permisi Tuan agung, maukah sekiranya Tuan agung membeli lukisan hamba ini. hamba butu...

Petaka sebuah dusta

8 september 2015 23.27 Segaris kepedihan menghinggapiku Secercah harapan seakan meninggalkanku Segerombol ratapan mengitariku Sebutir kebahagiaan enggan menemaniku Tersudut pada tepi jurang keputusasaan terperosok oleh pikiran kemunafikan terhanyut oleh ribuan bualan terbudak oleh kelembutan buaian jalan ini tlah kupijak dengan tindak tak bijak hanya menyisakan jejak buatku tambah sesak teriakan pertanda kesal tertutup senyum kecut penuh sesal jika teringat serasa mual karena memilih jalan sial teringat tentangmu, tentang indah cintamu bergelimang kasih nan semu merajut cumbu dalam kalbu membuat rasa cinta menjadi candu berenanglah aku di laut cinta mewah akan kasih dan tahta menyandang gelar dan mahkota sombonglah aku karena harta sekedip petir menyambar kala kepala sudah besar saat ucapan telah sesumbar jalan hidupku paling benar kini hidupku kosong ragaku seakan gosong lidahku terasa terpotong karena aku telah so...

DALAM DIAM AKU TERMANGU

4 september 2015 12.46 Dalam diam aku termangu Meresapi kepulan asap hangat keluar dari cangkir indah itu Dalam diam aku termangu Mengamati segaris senyum terpampang dihadapanku Dalam diam aku termangu Mengkhayal kenangan indh bersama pemilih wajah itu Saat itu Deru nafasku masih besar Mengalir bersamaan dengan kehangatan Merakit bahtera cinta berdua Menapaki liku hidup penuh noda, cinta dan derita Mengarungi samudera bersama ribuan ombak   mendera Tiba-tiba Kepulan asap itu hilang bersama kehangatan itu Deru nafasku tak lagi besar Segaris senyum itu sirna Bahtera cinta kita hancur Jalan yang kita lalui buntu Ribuan ombak terasa hambar Dalam diam aku termangu Karna kau tinggalkan aku

Ketika Pencarianku Terhenti

Mimpi itu mengusikku Guratan takdir seakan menamparku Menguak luka yang terpaku Mencakar perban hatiku Tertatih aku menggapai Tapi tak jua sampai Hingga asa melambai Tinggalkan raga yang lunglai Rintihanku parau Meliuk bersama panasnya kemarau Bergelinjang bersama nikmatnya tembakau Terhisap bersama serbuk putau, aku sakau Kepulan asap terbawa angin Datanglah hawa dingin robohkan beringin hancurkan rasa ingin Masaku tlah lama hilang Tergerus mimpi yang datang Mencabik impian yang terang Padamkan asa tuk berjuang Mimpi itu merusak otak Kepalaku jadi pitak Bahkan hingga botak Diriku meringkuk dalam kotak Kala itu ku coba tuk berlari Mencoba mengejar hari Meski peluh membasahi Aku tak ingin berhenti Di persimpangan jalan Aku dihadang kepulan Terdengar seperti bualan Tapi itu berubah jadi bulan Aku menemukan secercah harap Lebih dari sebuah ratap Semua kesedihan yang tadi hinggap Seperti sirna dimakan ...