Ketika Pencarianku Terhenti


Mimpi itu mengusikku
Guratan takdir seakan menamparku
Menguak luka yang terpaku
Mencakar perban hatiku

Tertatih aku menggapai
Tapi tak jua sampai
Hingga asa melambai
Tinggalkan raga yang lunglai

Rintihanku parau
Meliuk bersama panasnya kemarau
Bergelinjang bersama nikmatnya tembakau
Terhisap bersama serbuk putau, aku sakau

Kepulan asap terbawa angin
Datanglah hawa dingin
robohkan beringin
hancurkan rasa ingin

Masaku tlah lama hilang
Tergerus mimpi yang datang
Mencabik impian yang terang
Padamkan asa tuk berjuang

Mimpi itu merusak otak
Kepalaku jadi pitak
Bahkan hingga botak
Diriku meringkuk dalam kotak

Kala itu ku coba tuk berlari
Mencoba mengejar hari
Meski peluh membasahi
Aku tak ingin berhenti

Di persimpangan jalan
Aku dihadang kepulan
Terdengar seperti bualan
Tapi itu berubah jadi bulan

Aku menemukan secercah harap
Lebih dari sebuah ratap
Semua kesedihan yang tadi hinggap
Seperti sirna dimakan rayap

Kini kau hadir
Membasuh rasa getir
Mengusir bau anyir
Meredam suara petir

ragaku hidup kembali
jiwaku tak lagi mati
hatiku tak lagi sunyi
karena cinta kembali bersemi

tinggallah disini dan jangan pergi
meninggalkanku sendiri
habiskan sisa hari
untuk meratapi sendiri

aku tak mau lagi
sudah lelah menanti
sudah enggan mencari
karena sudah kutemui
kaulah pelabuhan hati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUMPULAN PUISI: DI BAWAH ARSY LEMBAYUNG SENJA part IV

Balada Pendosa

KUMPULAN PUISI: DI BAWAH ARSY LEMBAYUNG SENJA part III