Balada Pendosa
08/09/2015 0.49
Akankah Tuhan
mendengar jerit hatiku
Saat aku salah
menarik siku
Saat aku gagal
memilih laku
Saat aku buta arah
tujuanku
Aku naik pitam
Semua terasa hitam legam
Terlihat sosok muram
Kau. Menatapku dengan tajam
Sayatan takdir
perih mengisir nasibku
Tuhan seakan tak
ada untukku
Carakan kesialan
bertubi-tubi mencabikku
Menghancurkan pondasi
pertahananku
Saat lafas-Mu tlah lama hilang dari bibirku yang kian memerah
Saat tubuhku tlah jauh dari pakaian yang panjang dan indah
Saat dada yang tertutup berubah jadi gundukan seksi yang merekah
Saat peluh dan desah kenikmatan tlah jadi bahasa yang bergairah
Saat itulah dia ada
di hari-hariku
Menuntunku dengan
suara mendayu-dayu
Memberiku
kenikmatan yang semu
Saat aku
membutuhkan tempat untuk mengadu
Tangan ini berteriak jangan
Kaki ini memekik hentikan
Tubuh ini mencoba menahan
Namun dorongan birahi mampu kalahkan semua rintihan
Hanyutlah aku
bersama arus hedonis yang bergelimang dosa dan dusta
Hilang sudah rasa
cinta
Hilang sudah
derajatku sebagai wanita
Kutahu nasib ini berujung
derita
Saat tubuh ini mulai tua renta
Saat sipilis telah merata
Saat tubuh mulai meronta
Barulah terlintas, akulah pendosa
Akankah tuhan
mendengar rintihku
Mendengar keluhku
Mendengar lirihnya
suaraku
Mendengar sesaknya
tarikan napasku
Aku rindu peluk-Mu
Aku rindu sentuhan hangat-Mu
Aku rindu kecupan manis-Mu
Bahkan aku rindu tamparan-Mu.
Akankah Tuhan
menolongku...
Komentar
Posting Komentar