Petaka sebuah dusta




8 september 2015 23.27
Segaris kepedihan menghinggapiku
Secercah harapan seakan meninggalkanku
Segerombol ratapan mengitariku
Sebutir kebahagiaan enggan menemaniku
Tersudut pada tepi jurang keputusasaan
terperosok oleh pikiran kemunafikan
terhanyut oleh ribuan bualan
terbudak oleh kelembutan buaian
jalan ini tlah kupijak
dengan tindak tak bijak
hanya menyisakan jejak
buatku tambah sesak
teriakan pertanda kesal
tertutup senyum kecut penuh sesal
jika teringat serasa mual
karena memilih jalan sial
teringat tentangmu, tentang indah cintamu
bergelimang kasih nan semu
merajut cumbu dalam kalbu
membuat rasa cinta menjadi candu
berenanglah aku di laut cinta
mewah akan kasih dan tahta
menyandang gelar dan mahkota
sombonglah aku karena harta
sekedip petir menyambar
kala kepala sudah besar
saat ucapan telah sesumbar
jalan hidupku paling benar
kini hidupku kosong
ragaku seakan gosong
lidahku terasa terpotong
karena aku telah sombong
kemana lagi aku melangkah
kemana lagi aku mengarah
bagaimana lagi aku bertingkah
bagaimana lagi aku berulah
dirimu hanya tinta busuk
aromanya tajam menusuk
hingga kedalam tulang rusuk
buatku mudah meringkuk
tapi, rasa cinta masih ada
masih seperti sedia kala
masih bersemayam dalam dada
karena buta oleh dusta
aku ingin kau perbaiki diriku
perbaiki jalan yang kau tunjukkan untukku
berjuang bersama denganku
menyatukan asamu dan asaku
tak peduli pada semua dustamu
yang melahirkan kebahagiaan semu
karena aku mencintaimu
tolong hilangkan dustamu...
dengan kau usir kepedihan
dan kau datangkan harapan
lalu kau tendang ratapan
dan kau hadirkan kebahagiaan

agar ku yakin, aku tak salah pilih jalan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUMPULAN PUISI: DI BAWAH ARSY LEMBAYUNG SENJA part IV

Balada Pendosa

KUMPULAN PUISI: DI BAWAH ARSY LEMBAYUNG SENJA part III